watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Mbak ira suster cantiku

Cerita ini terjadi beberapa tahun yang lalu, dimana
saat itu saya sedang dirawat di rumah sakit untuk
beberapa hari. Saya masih duduk di kelas 2 SMA
pada saat itu. Dan dalam urusan asmara, khususnya
"bercinta" saya sama sekali belum memiliki
pengalaman berarti. Saya tidak tahu bagaimana
memulai cerita ini, karena semuanya terjadi begitu
saja. Tanpa kusadari, ini adalah awal dari semua
pengalaman asmaraku sampai dengan saat ini.
Sebut saja nama wanita itu Ira, karena jujur saja
saya tidak tahu siapa namanya. Ira adalah seorang
suster rumah sakit dimana saya dirawat. Karena
terjangkit gejala pengakit hepatitis, saya harus
dirawat di Rumah sakit selama beberapa hari.
Selama itu juga Ira setiap saat selalu melayani dan
merawatku dengan baik. Orang tuaku terlalu sibuk
dengan usaha pertokoan keluarga kami, sehingga
selama dirumah sakit, saya lebih banyak
menghabiskan waktu seorang diri, atau kalau pas
kebetulan teman-temanku datang membesukku
saja.
Yang kuingat, hari itu saya sudah mulai merasa agak
baikkan. Saya mulai dapat duduk dari tempat tidur
dan berdiri dari tempat tidur sendiri. Padahal
sebelumnya, jangankan untuk berdiri, untuk
membalikkan tubuh pada saat tidurpun rasanya
sangat berat dan lemah sekali. Siang itu udara terasa
agak panas, dan pengap. Sekalipun ruang kamarku
ber AC, dan cukup luas untuk diriku seorang diri.
Namun, saya benar-benar merasa pengap dan
sekujur tubuhku rasanya lengket. Yah, saya
memang sudah beberapa hari tidak mandi. Maklum,
dokter belum mengijinkan aku untuk mandi sampai
demamku benar-benar turun.
Akhirnya saya menekan bel yang berada disamping
tempat tidurku untuk memanggil suster. Tidak lama
kemudian, suster Ira yang kuanggap paling cantik
dan paling baik dimataku itu masuk ke kamarku.
"Ada apa Dik?" tanyanya ramah sambil tersenyum,
manis sekali.
Tubuhnya yang sintal dan agak membungkuk
sambil memeriksa suhu tubuhku membuat saya
dapat melihat bentuk payudaranya yang terlihat
montok dan menggiurkan.
"Eh, ini Mbak. Saya merasa tubuhku lengket semua,
mungkin karena cuaca hari ini panas banget dan
sudah lama saya tidak mandi. Jadi saya mau tanya,
apakah saya sudah boleh mandi hari ini mbak?",
tanyaku sambil menjelaskan panjang lebar.
Saya memang senang berbincang dengan suster
cantik yang satu ini. Dia masih muda, paling tidak
cuma lebih tua 4-5 tahun dari usiaku saat itu.
Wajahnya yang khas itupun terlihat sangat cantik,
seperti orang India kalau dilihat sekilas.
"Oh, begitu. Tapi saya tidak berani kasih
jawabannya sekarang Dik. Mbak musti tanya dulu
sama Pak dokter apa adik sudah boleh dimandiin
apa belum", jelasnya ramah.
Mendengar kalimatnya untuk "memandikan", saya
merasa darahku seolah berdesir keatas otak semua.
Pikiran kotorku membayangkan seandainya benar
Mbak Ira mau memandikan dan menggosok-gosok
sekujur tubuhku. Tanpa sadar saya terbengong
sejenak, dan batang kontolku berdiri dibalik celana
pasien rumah sakit yang tipis itu.
"Ihh, kamu nakal deh mikirnya. Kok pake ngaceng
segala sih, pasti mikir yang ngga-ngga ya. hi hi hi".
Mbak Ira ternyata melihat reaksi yang terjadi pada
penisku yang memang harus kuakui sempat
mengeras sekali tadi. Saya cuma tersenyum
menahan malu dan menutup bagian bawah
tubuhku dengan selimut.
"Ngga kok Mbak, cuma spontanitas aja. Ngga mikir
macem-macem kok", elakku sambil melihat
senyumannya yang semakin manis itu.
"Hmm, kalau memang kamu mau merasa gerah
karena badan terasa lengket Mbak bisa mandiin
kamu, kan itu sudah kewajiban Mbak kerja disini.
Tapi Mbak bener-bener ngga berani kalau Pak dokter
belum mengijinkannya", lanjut Mbak Ira lagi seolah
memancing gairahku.
"Ngga apa-apa kok mbak, saya tahu Mbak ngga
boleh sembarangan ambil keputusa" jawabku
serius, saya tidak mau terlihat "nakal" dihadapan
suster cantik ini. Lagi pula saya belum pengalaman
dalam soal memikat wanita.
Suster Ira masih tersenyum seolah menyimpan
hasrat tertentu, kemudian dia mengambil bedak
Purol yang ada diatas meja disamping tempat
tidurku.
"Dik, Mbak bedakin aja yah biar ngga gerah dan
terasa lengket", lanjutnya sambil membuka tutup
bedak itu dan melumuri telapak tangannya dengan
bedak.
Saya tidak bisa menjawab, jantungku rasanya
berdebar kencang. Tahu-tahu, dia sudah membuka
kancing pakaianku dan menyingkap bajuku. Saya
tidak menolak, karena dibedakin juga bisa
membantu menghilangkan rasa gerah pikirku saat
itu. Mbak Ira kemudian menyuruhku membalikkan
badan, sehingga sekarang saya dalam keadaan
tengkurap diatas tempat tidur.
Tangannya mulai terasa melumuri punggungku
dengan bedak, terasa sejuk dan halus sekali.
Pikiranku tidak bisa terkontrol, sejak dirumah sakit,
memang sudah lama saya tidak membayangkan
hal-hal tentang seks, ataupun melakukan onani
sebagaimana biasanya saya lakukan dirumah dalam
keadaan sehat. Kontolku benar-benar berdiri dan
mengeras tertimpa oleh tubuhku sendiri yang dalam
keadaan tenglungkup. Rasanya ingin kugesek-
gesekkan kontolku di permukaan ranjang, namun
tidak mungkin kulakukan karena ada Mbak Ira saat
ini. fantasiku melayang jauh, apalagi sesekali
tangannya yang mungil itu meremas pundakku
seperti sedang memijat. Terasa ada cairan bening
mengalir dari ujung kontolku karena terangsang.
Beberapa saat kemudian Mbak Ira menyuruhku
membalikkan badan. Saya merasa canggung bukan
main, karena takut dia kembali melihat kontolku
yang ereksi.
"Iya Mbak..", jawabku sambil berusaha
menenangkan diri, sayapun membalikkan tubuhku.
Kini kupandangi wajahnya yang berada begitu dekat
denganku, rasanya dapat kurasakan hembusan
nafasnya dibalik hidung mancungnya itu. Kucoba
menekan perasaan dan pikiran kotorku dengan
memejamkan mata.
Sekarang tangannya mulai membedaki dadaku,
jantungku kutahan sekuat mungkin agar tidak
berdegup terlalu kencang. Saya benar-benar
terangsang sekali, apalagi saat beberapa kali telapak
tangannya menyentuh putingku.
"Ahh, geli dan enak banget", pikirku.
"Wah, kok jadi keras ya? he he he", saya kaget
mendengar ucapannya ini.
"Ini loh, putingnya jadi keras.. kamu terangsang
ya?"
Mendengar ucapannya yang begitu vulgar, saya
benar-benar terangsang. Kontolku langsung berdiri
kembali bahkan lebih keras dari sebelumnya. Tapi
saya tidak berani berbuat apa-apa, cuma berharap
dia tidak melihat kearah kontolku. Saya cuma
tersenyum dan tidak bicara apa-apa. Ternyata Mbak
Ira semakin berani, dia sekarang bukan lagi
membedaki tubuhku, melainkan memainkan
putingku dengan jari telunjuknya. Diputar-putar dan
sesekali dicubitnya putingku.
"Ahh, geli Mbak. Jangan digituin", kataku menahan
malu.
"Kenapa? Ternyata cowok bisa terangsang juga yah
kalau putingnya dimainkan gini", lanjutnya sambil
melepas jari-jari nakalnya.
Saya benar-benar kehabisan kata-kata, dilema
kurasakan. Disatu sisi saya ingin terus di"kerjain"
oleh Mbak Ira, satu sisi saya merasa malu dan takut
ketahuan orang lain yang mungkin saja tiba-tiba
masuk.
"Dik Iwan sudah punya pacar?", tanya Mbak Ira
kepadaku.
"Belum Mbak", jawabku berdebar, karena
membayangkan ke arah mana dia akan berbicara.
"Dik Iwan, pernah main sama cewek ngga?",
tanyanya lagi.
"Belum mbak" jawabku lagi.
"hi.. hi.. hi.. masa ngga pernah main sama cewek
sih", lanjutnya centil.
Aduh pikirku, betapa bodohnya saya bisa sampai
terjebak olehnya. Memangnya "main" apaan yang
saya pikirkan barusan. Pasti dia berpikir saya benar-
benar "nakal" pikirku saat itu.
"Pantes deh, de Iwan dari tadi Mbak perhatiin
ngaceng terus, Dik Iwan mau main-main sama
Mbak ya?
Wow, nafsuku langsung bergolak. Saya cuma
terbengong-bengong. Belum sempat saya
menjawab, Mbak Ira sudah memulai aksinya.
Dicumbuinya dadaku, diendus dan ditiup-tiupnya
putingku. Terasa sejuk dan geli sekali, kemudian
dijilatnya putingku, dan dihisap sambil memainkan
putingku didalam mulutnya dengan lidah dan gigi-
gigi kecilnya.
"Ahh, geli Mbak"m rintihku keenakan.
Kemudian dia menciumi leherku, telingaku, dan
akhirnya mulutku. Awalnya saya cuma diam saja
tidak bisa apa-apa, setelah beberapa saat saya mulai
berani membalas ciumannya. Saat lidahnya
memaksa masuk dan menggelitik langit-langit
mulutku, terasa sangat geli dan enak, kubalas
dengan memelintir lidahnya dengan lidahku.
Kuhisap lidahnya dalam-dalam dan mengulum
lidahnya yang basah itu. Sesekali saya mendorong
lidahku kedalam mulutnya dan terhisap oleh
mulutnya yang merah tipis itu. Tanganku mulai
berani, mulai kuraba pinggulnya yang montok itu.
Namun, saat saya mencoba menyingkap rok
seragam susternya itu, dia melepaskan diri.
"Jangan di sini Dik, ntar kalau ada yang tiba-tiba
masuk bisa gawat", katanya.
Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung
menuntunku turun dari tempat tidur dan berjalan
masuk ke kamar mandi yang terletak disudut
kamar.
Di dalam kamar mandi, dikuncinya pintu kamar
mandi. Kemudian dia menghidupkan kran bak
mandi sehingga suara deru air agak merisik dalam
ruang kecil itu. Tangannya dengan tangkas
menanggalkan semua pakaian dan celanaku sampai
saya telangjang bulat. Kemudian dia sendiripun
melepas topi susternya, digantungnya di balik pintu,
dan melepas beberapa kancing seragamnya
sehingga saya sekarang dapat melihat bentuk
sempurna payudaranya yang kuning langsat dibalik
Bra-nya yang berwarna hitam. Kami pun
melanjutkan cumbuan kami, kali ini lebih panas dan
bernafsu. Saya belum pernah berciuman dengan
wanita, namun Mbak Ira benar-benar pintar
membimbingku. Sebentar saja sudah banyak jurus
yang kepelajari darinya dalam berciuman. Kulumat
bibirnya dengan bernafsu. Kontolku yang berdiri
tegak kudekatkan kepahanya dan kugesek-gesekkan.
Ahh enak sekali. Tanganku pun makin nekat
meremas dan membuka Bra-nya. Kini dia sudah
bertelanjang dada dihadapanku, kuciumi puting
susunya, kuhisap dan memainkannya dengan lidah
dan sesekali menggigitnya.
"Yes, enak.. ouh geli Wan, ah.. kamu pinter banget
sih", desahnya seolah geram sambil meremas
rambutku dan membenamkannya ke dadanya.
Kini tangannya mulai meraih kontolku,
digenggamnya. Tersentak saya dibuatnya.
Genggamannya begitu erat, namun terasa hangat
dan nikmat. Saya pun melepas kulumanku di
putingnya, kini kududuk diatas closet sambil
membiarkan Mbak Ira memainkan kontolku dengan
tangannya. Dia jongkok mengahadap
selangkanganku, dikocoknya kontolku pelan-pelan
dengan kedua tangannya.
"Ahh, enak banget Mbak.. asik.. ahh.. ahh..",
desahku menahan agar tidak menyemburkan
maniku cepat-cepat.
Kuremas payudaranya saat dia terus mengocok
kontolku, sekarang kulihat dia mulai menyelipkan
tangan kirinya diselangkannya sendiri, digosok-
gosoknya tangannya ke arah memeknya sendiri.
Melihat aksinya itu saya benar-benar terangsang
sekali. Kujulurkan kakiku dan ikut memainkan
memeknya dengan jempol kakiku. Ternyata dia
tidak mengelak, dia malah melepas celana dalamnya
dan berjongkok tepat diatas posisi kakiku.
Kami saling melayani, tangannya mengocok
kontolku pelan sambil melumurinya dengan
ludahnya sehingga makin licin dan basah,
sementara saya sibuk menggelitik memeknya yang
ditumbuhi bulu-bulu keriting itu dengan kakiku.
Terasa basah dan sedikit becek, padahal saya cuma
menggosok-gosok saja dengan jempol kaki.
"Yes.. ah.. nakal banget kamu Wan.. em, em, eh..
enak banget", desahnya keras.
Namun suara cipratan air bak begitu keras sehingga
saya tidak khawatir didengar orang. Saya juga
membalas desahannya dengan keras juga.
"Mbak Ira, sedotin kontol saya dong.. please.. saya
kepingin banget", pintaku karena memang sudah
dari tadi saya mengharapkan sedotan mulutnya di
kontolku seperti adegan film BF yang biasa
kutonton.
"Ih.. kamu nakal yah", jawabnya sambil tersenyum.
Tapi ternyata dia tidak menolak, dia mulai menjilati
kepala kontolku yang sudah licin oleh cairan
pelumas dan air ludahnya itu. Saya cuma bisa
menahan nafas, sesaat gerakan jempol kakiku
terhenti menahan kenikmatan yang sama sekali
belum pernah kurasakan sebelumnya.
Dan tiba-tiba dia memasukkan kontolku ke dalam
mulutnya yang terbuka lebar, kemudian dikatupnya
mulutnya sehingga kini kontolku terjepit dalam
mulutnya, disedotnya sedikit batang kontolku
sehingga saya merasa sekujur tubuhku serasa
mengejang, kemudian ditariknya kontolku keluar.
"Ahh.. ahh..", saya mendesah keenakkan setiap kali
tarikan tangannya dan mulutnya untuk
mengeluarkan kontolku dari jepitan bibirnya yang
manis itu.
Kupegang kepalanya untuk menahan gerakan
tarikan kepalanya agar jangan terlalu cepat. Namun,
sedotan dan jilatannya sesekali disekeliling kepala
kontolku didalam mulutnya benar-benar terasa geli
dan nikmat sekali.
Tidak sampai diulang 10 kali, tiba-tiba saya merasa
getaran di sekujur batang kontolku. Kutahan
kepalanya agar kontolku tetap berada dsidalam
mulutnya. Seolah tahu bahwa saya akan segera
"keluar", Mbak Ira menghisap semakin kencang,
disedot dan terus disedotnya kontolku. Terasa agak
perih, namun sangat enak sekali.
"AHH.. AHH.. Ahh.. ahh", teriakku mendadak
tersemprot cairan mani yang sangat kental dan
banyak karena sudah lama tidak dikeluarkan itu
kedalam mulut Mbak Ira.
Dia terus memnghisap dan menelan maniku seolah
menikmati cairan yang kutembakkan itu, matanya
merem-melek seolah ikut merasakan kenikmatan
yang kurasakan. Kubiarkan beberapa saat kontolku
dikulum dan dijilatnya sampai bersih, sampai
kontolku melemas dan lunglai, baru dilepaskannya
sedotannya. Sekarang dia duduk di dinding kamar
mandi, masih mengenakan pakaian seragam
dengan kancing dan Bra terbuka, ia duduk dan
mengangkat roknya ke atas, sehingga kini
memeknya yang sudah tidak ditutupi CD itu terlihat
jelas olehku. Dia mebuka lebar pahanya, dan
digosok-gosoknya memeknya dengan jari-jari
mungilnya itu. Saya cuma terbelalak dan terus
menikmati pemandangan langka dan indah ini.
Sungguh belum pernah saya melihat seorang
wanita melakukan masturbasi dihadapanku secara
langsung, apalagi wanita itu secantik dan semanis
Mbak Ira. Sesaat kemudian kontolku sudah mulai
berdiri lagi, kuremas dan kukocok sendiri kontolku
sambil tetap duduk di atas toilet sambil memandang
aktifitas "panas" yang dilakukan Mbak Ira.
Desahannya memenuhi ruang kamar mandi,
diselingi deru air bak mandi sehingga desahan itu
menggema dan terdengar begitu menggoda.
Saat melihat saya mulai ngaceng lagi dan mulai
mengocok kontol sendiri, Mbak Ira tampak semakin
terangsang juga.
Tampak tangannya mulai menyelip sedikit masuk
kedalam memeknya, dan digosoknya semakin cepat
dan cepat. Tangan satunya lagi memainkan puting
susunya sendiri yang masih mengeras dan terlihat
makin mancung itu.
"Ihh, kok ngaceng lagi sih.. belum puas ya..", canda
Mbak Ira sambil mendekati diriku.
Kembali digenggamnya kontolku dengan
menggunakan tangan yang tadi baru saja dipakai
untuk memainkan memeknya. Cairan memeknya di
tangan itu membuat kontolku yang sedari tadi
sudah mulai kering dari air ludah Mbak Ira, kini
kembali basah. Saya mencoba membungkukkan
tubuhku untuk meraih memeknya dengan jari-jari
tanganku, tapi Mbak Ira menepisnya.
"Ngga usah, biar cukup Mbak aja yang puasin
kamu.. hehehe", agak kecewa saya mendengar
tolakannya ini.
Mungkin dia khawatir saya memasukkan jari
tanganku sehingga merusak selaput darahnya
pikirku, sehingga saya cuma diam saja dan kembali
menikmati permainannya atas kontolku untuk kedua
kalinya dalam kurun waktu 10 menit terakhir ini.
Kali ini saya bertahan cukup lama, air bak pun
sampai penuh sementara kami masih asyik
"bermain" di dalam sana. Dihisap, disedot, dan
sesekali dikocoknya kontolku dengan cepat, benar-
benar semua itu membuat tubuhku terasa letih dan
basah oleh peluh keringat. Mbak Ira pun tampak
letih, keringat mengalir dari keningnya, sementara
mulutnya terlihat sibuk menghisap kontolku sampai
pipinya terlihat kempot. Untuk beberapa saat kami
berkonsentrasi dengan aktifitas ini. Mbak Ira sunggu
hebat pikirku, dia mengulum kontolku, namun dia
juga sambil memainkan memeknya sendiri.
Setelah beberapa saat, dia melepaskan hisapannya.
Dia merintih, "Ah.. ahh.. ahh.. Mbak mau keluar
Wan, Mbak mau keluar", teriaknya sambil
mempercepat gosokan tangannya.
"Sini mbak, saya mau menjilatnya", jawabku
spontan, karena teringat adegan film BF dimana
pernah kulihat prianya menjilat memek wanita yang
sedang orgasme dengan bernafsu.
Mbak Ira pun berdiri di hadapanku,
dicondongkannya memeknya ke arah mulutku.
"Nih.. cepet hisap Wan, hisap..", desahnya seolah
memelas.
Langsung kuhisap memeknya dengan kuat,
tanganku terus mengocok kontolku. Aku benar-
benar menikmati pengalaman indah ini. Beberapa
saat kemudian kurasakan getaran hebat dari pinggul
dan memeknya. Kepalaku dibenamkannya ke
memeknya sampai hidungku tergencet diantara
bulu-bulu jembutnya. Kuhisap dan kusedot sambil
memainkan lidahku di seputar kelentitnya.
"Ahh.. ahh..", desah Mbak Ira disaat terakhir
berbarengan dengan cairan hangat yang mengalir
memenuhi hidung dan mulutku, hampir muntah
saya dibuatnya saking banyaknya cairan yang keluar
dan tercium bau amis itu.
Kepalaku pusing sesaat, namun rangsangan benar-
benar kurasakan bagaikan gejolak pil ekstasi saja, tak
lama kemudian sayapun orgasme untuk kedua
kalinya. Kali ini tidak sebanyak yang pertama cairan
yang keluar, namun benar-benar seperti
membawaku terbang ke langit ke tujuh.
Kami berdua mendesah panjang, dan saling
berpelukkan. Dia duduk diatas pangkuanku, cairan
memeknya membasahi kontolku yang sudah
lemas. Kami sempat berciuman beberapa saat dan
meninggalkan beberapa pesan untuk saling
merahasiakan kejadian ini dan membuat janji dilain
waktu sebelum akhirnya kami keluar dari kamar
mandi. Dan semuanya masih dalam keadaan aman-
aman saja.
Mbak Ira, adalah wanita pertama yang mengajariku
permainan seks. Sejak itu saya sempat menjalin
hubungan gelap dengan Mbak Ira selama hampir 2
tahun, selama SMA saya dan dia sering berjanji
bertemu, entah di motel ataupun di tempat kostnya
yang sepi. Keperjakaanku tidak hanya kuberikan
kepadanya, tapi sebaliknya keperawanannya pun
akhirnya kurenggut setelah beberapa kali kami
melakukan sekedar esek-esek.
Kini saya sudah kuliah di luar kota, sementara Mbak
Ira masih kerja di Rumah sakit itu. Saya jarang
menanyakan kabarnya, lagi pula hubunganku
dengannya tidak lain hanya sekedar saling
memuaskan kebutuhan seks. Konon, katanya dia
sering merasa "horny" menjadi perawat. Begitu pula
pengakuan teman-temannya sesama suster. Saya
bahkan sempat beberapa kali bercinta dengan
teman-teman Mbak Ira. Pengalaman masuk rumah
sakit, benar-benar membawa pengalaman indah
bagi hidupku, paling tidak masa mudaku benar-
benar nikmat. Mbak Ira, benar-benar fantastis
menurutku..
Sampai jumpa di kisah yang lain.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/1227
U-ON

inc Powered by Xtgem.com